A.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas merupakan gabungan dari dua kata
yaitu kata pengelolaan dan kata kelas. Pengelolaan dalam bahasa Inggris
diistilahkan sebagai Management, itu berarti istilah
pengelolaan identik dengan manajement. Pengertian pengelolaan atau manajement
pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.Sedangkan definisi Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang
di batasi oleh empat dinding, tempat sejumlah pebelajar berkumpul untuk
mengikuti proses belajar mengajar. Kedua; Kelas dalam arti luas
adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah
yang sebagai suatu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai
suatu tujuan.
Jadi secara etimologi, pengelolaan kelas dapat
diartikan sebagai upaya merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkoordinasi,
dan mengontrol kelompok belajar yang dilakukan oleh pembelajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Berdasarkan definisi di atas pengelolaan kelas(classroom
manajement) dapat disimpulkan serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar
dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran yang positif dan
produktif agar proses belajar mengajar agar dapat berjalan sesuai dengan
tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan kelas adalah upaya memberdayakan
potensi kelas melalui seperangkat keterampilan pembelajar intuk menciptakan
iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan produktif dan mengendalikannya
jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk mengoptimalisasi proses
pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang memuaskan.
Bertolak dari definisi tersebut, pada hakekatnya
pengelolaan kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran yang
lebih berkualitas. Berikut ini beberapa hakekat pengelolaan kelas antara lain :
1. Pengelolaan kelas adalah
serangkaian tindakan pembelajar yang ditunjukkan untuk mendorong munculnya tingkah laku yang
diharapkan, menciptakan hubungan interpersonal yang baik dan iklm
sosio-emosional yang positif, serta menciptakan dan memelihara organisasi kelas
yang produktif dan efektif.
2. Tujuan pengeloalaan kelas
adalah menciptakan dan memelihara kondisi kelas yang memungkinkan
berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif. Tujuan pembelajaran adalah
membantu pebelajar mencapai tujuan pembelajaran.
3. Pengelolaan kelas
merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang
efektif merupakan prasyarat bagi terciptanya proses pembelajaran yang efektif.
B.
Tujuan
Pengelolaan Kelas
Menurut Ahmad (1995:2) bahwa tujuan manajemen
kelas adalah sebagai berikut:
·
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan
kemampuan semaksimal mungkin.
·
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
·
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual siswa dalam kelas.
·
Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serta sifat-sifat individunya.
B. Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
1. Pendekatan
Kekuasaan
Beberapa guru menggunakan pendekatan
kekuasaan dalam mengelola atau memanajemen kelasnya. Dalam pendekatan
kekuasaan, guru adalah pemegang kuasa. Karakteristik yang paling menonjol pada
pendekatan kekuasaan dalam mengelola kelas adalah tampak adanya suatu ketaatan
siswa pada aturan yang telah dibuat oleh guru. Dalam melaksanakan pengelolaan
kelasnya, guru mengontrol siswa dengan ancaman, sanksi, hukuman dan bentuk
disiplin yang dan kaku. Pendekatan kebebasan Jangan salah kira dengan sebutan
untuk pendekatan kebebasan. Pendekatan kebebasan tidak sama dengan pembiaran.
Pengelolaan kelas dengan pendekatan kebebasan tidak berarti lantas dalam
praktiknya membiarkan anak belajar dengan bebas tanpa batas atau melakukan
apapun di dalam kelas dengan bebas. Pendekatan kebebasan lebih berarti
memberikan suasana dan kondisi belajar yang memungkinkan anak merasa merdeka,
bebas, nyaman, penuh tantangan dan harapan dalam melakukan belajar.
2.
Pendekatan Keseimbangan Peran
Memanajemen kelas dengan pendekatan keseimbangan
peran dapat dimulai dengan membuat secara bersama peraturan dan tata tertib
pada sebuah kelas antara guru dengan murid. Setelah disusun dan disepakati
bersama, maka tata tertib dan peraturan tersebut dapat diterapkan di dalam
kelas yang bersangkutan. Peraturan yang dibuat bersama guru dan siswa itu
adalah peraturan dan tata tertib yang berkaitan dengan apa yang harus dan apa
yang tidak boleh dikerjakan guru dalam mereaksi semua masalah, atau situasi
yang terjadi di kelas dan aturan yang boleh dan tidak boleh dilakukan murid
selama belajar.
Pendekatan elektis adalah suatu
pendekatan pengelolaan atau manajemen kelas yang lebih menekankan pada
potensialitas, kreativitas, dabn inisiatif wali kelas atau guru kelas dalam
memilih berbagai pendekatan-pendekatan yang telah disebutkan sebelumnya
berdasarkan situasi yang dihadapinya. Penggunaan pendekatan-pendekatan di atas
itu dalam suatu situasi mungkin cukup dipergunakan salah satunya saja. Akan
tetapi pada Situasi yang lain mungkin harus dilakukan kombinasi dari dua atau
tiga pendekatan di atas tersebut sekaligus. Pendekatan elektis disebut juga
pendekatan pluralistic karena dalam pendekatan manajemen kelas ini guru
berusaha menggunakan berbagai macam pendekatan yang memiliki potensi untuk
dapat menciptakan dan mempertahankan suatu kondisi memungkinkan proses belajar
mengajar berjalan efektif dan efisien. Guru memilih dan menggabungkan secara
bebas pendekatan tersebut sesuai dengan kemampuan dan selama maksud dan
penggunaannnya untuk pengelolaan kelas disini adalah suatu set (rumpun) kegiatan
guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang memberi
kemungkinan proses belajar mengajar berjalan secara efektif dan efisien.
C.
Strategi Pengelolaan Kelas
1.
Bagaimana strategi guru dalam menyusun rencana
pembelajaran?
Kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan
dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang
berupa: silabus, Analisa Materi Pelajaran, Program tahunan, Program Semester,
dan Rencana Program Pembelajaran. Pembuatan program pembelajaran disusun secara
bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di
lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantabkan melalui pertemuan Musyawarah
Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan
kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda
tangani oleh kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa
perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan
dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai
2.
Bagaimana strategi guru dalam membangun kerjasama
dengan siswa dalam proses belajar mengajar?
Kegiatan guru yang profesional merupakan kegiatan
atau tugas guru yang rutin yang dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
profesionalismenya. Mengingat input yang masuk, tiap tahunnya rata-ratanya
tinggi, maka untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi akademis siswa,
guru berupaya untuk melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran yang
dikelolanya.
Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi
yang diterapkan oleh guru adalah: (a) menjalin hubungan baik dengan siswa, (b)
berusaha memahami latar belakang siswa, (c) penguasaan materi dan cara
penyajiannya menarik, (d) penggunaan model mengajar yang bervariasi dan (e)
memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah.
3.
Bagaimana Pemberian Motivasi belajar terhadap siswa ?
motivasi adalah salah satu factor yang sangat
penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan memberikan motivasi
baik secara langsung maupun tidak langsung akan dapat meningkatkan semangat
siswa untuk belajar, untuk dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar ada
beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : (a) khususnya siswa kelas tiga selalu
diberi latihan-latihan soal, (b) pemberian tugas untuk praktek lapangan, (c)
mengikut sertakan siswa dalam kegiatan ilmiah, (d) mengkomunikasikan hasil
belajar siswa melalui papan pengumuman maupun melalui pertemuan dengan orang
tua, (e) pemberian reinforcement, (f) penggunaan media dalam pembelajaran dan
(g) pemberian layanan bimbingan.Dengan pemberian motivasi dalam bentuk
pemberian tugas pada siswa, hasilnya efektif sekali karena dengan strategi
tersebut mampu mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa.
4.
Bagaimana Upaya dalam Meningkatkan Disiplin Belajar
Siswa
Karakteristik sekolah yang harus dibangun adalah
semua warganya mulai dari pimpinan sekolah, guru, karyawan dan siswanya
memiliki budaya disiplin yang tinggiAdapun strategi untuk meningkatkan
disiplin, sebagai berikut: (a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban
yang dikelola dengan baik, (b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan
prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru (c) mewajibkan siswa baru untuk
mengikuti ekstrakurikuler Pramuka, (d) pada awal masuk sekolah guru bersama
siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas, (e) memperkecil kesempatan
siswa untuk ijin meninggalkan kelas, (f) setiap upacara hari senin diumumkan
frekuensi pelanggaran terendah. Dengan strategi tersebut diatas kultur disiplin
siswa bisa terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan
terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.
5.
Bagaimana pelaksanaan Evaluasi Proses Belajar ?
Mengajar Evaluasi dalam pembelajaran di sekolah ada
dua macam yaitu: (1) penilaian terhadap hasil belajar siswa, maksudnya guru
merekap langsung bagaimana perkembangan nilai dan hasil belajar siswa dari
tiap-tiap semester (2) penilaian terhadap proses pengajaran Untuk mendukung
hasil dari strategi pengelolaan kelas ini ada beberapa factor yang saling
bekerja sama diantaranya (a) input siswa yang tinggi, (b) etos kerja guru
tinggi, (c) iklim sekolah yang kondusif, (d) adanya tanggung jawab moral dari
guru senior untuk menularkan etos kerja yang tinggi terhadap guru baru, (e)
peningkatan profesional guru melalui kegiatan Musyawaah Guru Mata Pelajaran,
Diklat dan Workshop , (f) bimbingan belajar bagi semua siswa, C.Peran media
dalam pengelolaan kelas Sealain melibatkan Guru dan Siswa dalam manajemen
pengelolan kelas, disini juga melibatkan berbagai macam media yang dapat
mendukung proses pembelajran . ntuk menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif guru harus tahu bagaimana cara pemanfaatan media dengan baik dan benar
baik waktu,(kapan media itu digunakan), tempat(dimana media itu digunakan),
tujuan(apa tujuan dari media yang digunakan) sehingga tujuan dari pesan yang
ingin di sampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
D.
Teknik yang Digunakan dalam Pengelolaan Kelas
Adapun teknik-tekniknya
sebagai berikut:
1. Teknik mendekati. Bila seorang siswa mulai
bertingkah, satu teknik yang biasanya efektif yaitu teknik mendekatinya.
2. Teknik memberikan isyarat. Apabila siswa berbuat
penakalan kecil, guru dapat memberikan isyarat bahwa ia sedang diawasi isyarat
tersebut dapat berupa petikan jari, pandangan tajam, atau lambaian tangan.
3. Teknik mengadakan
humor. Jika insiden itu kecil,
setidaknya guru memandang efek saja, dengan melihatnya secara humoristis, guru
akan dapat mempertahankan suasana baik, serta memberikan peringatan kepada si
pelanggar bahwa ia tahu tentang apa yang akan terjadi.
4. Teknik tidak
mengacuhkan. Untuk menerapkan cara
ini guru harus lues dan tidak perlu menghukum setiap pelanggaran yang
diketahuinya. Dalam kasus-kasus tertentu, tidak mengacuhkan kenakalan justru
dapat membawa siswa untuk di perhatikan.
5. Teknik menghimbau. Kadang-kadang guru sering
mengatakan, “harap tenang”. Ucapan tersebut adakalanya membawa hasil; siswa
memperhatikannya. Tetapi apabila himbauan sering digunakan mereka cenderung
untuk tidak menggubrisnya.
F.
Indikator
Keberhasilan dalam Pengelolaan Kelas
1.
Guru mengerti perbedaan
antara mengelola kelas dan mendisiplinkan kelas
2.
Sebagai guru jika anda pulang
ke rumah tidak dalam keadaan yang sangat lelah.
3.
Guru mengetahui perbedaan
antara prosedur kelas (apa yang guru inginkan terjadi contohnya cara masuk
kedalam kelas, mendiamkan siswa, bekerja secara bersamaan dan lain-lain ) dan
rutinitas kelas (apa yang siswa lakukan secara otomatis misalnya tata cara
masuk kelas, pergi ke toilet dan lain-lain). Ingat prosedur kelas bukan
peraturan kelas.
1.
Guru melakukan pengelolaan
kelas dengan mengorganisir prosedur-prosedur, sebab prosedur mengajarkan siswa
akan pentingnya tanggung jawab.
2.
Guru tidak mendisiplinkan
siswa dengan ancaman-ancaman, dan konsekuensi. (stiker, penghilangan hak siswa
dan lain-lain)
3.
Guru mengerti bahwa perilaku
siswa di kelas disebabkan oleh sesuatu, sedangkan disiplin bisa dipelajari
KESIMPULAN
Pengelolaan kelas merupakan Pengelolaan kelas merupakan
gabungan dari dua kata yaitu kata pengelolaan dan kata kelas. Pengelolaan dalam
bahasa Inggris diistilahkan sebagai Management,Pengertian pengelolaan atau
manajement pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
pengelolaan kelas (classroom manajement) adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan pembelajar dalam upaya menciptakan kondisi
lingkungan pembelajaran yang positif dan produktif agar proses belajar mengajar
agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya. Dengan kata lain, pengelolaan
kelas adalah upaya memberdayakan potensi kelas melalui seperangkat keterampilan
pembelajar intuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, positif, dan
produktif dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran untuk
mengoptimalisasi proses pembelajaran sehingga dapat diperoleh hasil yang
memuaskan.
Pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting
dimana keberhasilan dalm proses belajar mengajar dipengaruhi oleh keberhasilan
dalam pengelolaan kelas, dimana guru, murid sarana dan prasarana merupakan hal yang
menunjang keberhasilan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar